Angga Fauzan, dari korban bully, jadi peraih Master dengan Prestasi Mendunia


Siapa yang dapat meramal nasib orang?  Pernah jadi korban gusuran, pindah ke kampung, jadi korban bully di sana, dan kini berhasil sebagai lulusan Master di University of Edinburgh dengan prestasi mendunia. Dialah Angga Fauzan, putera asli Boyolali, pendiri Komunitas Boyolali Bergerak, yang mengubah nasib melalui pendidikan!  Yuk, kita kepo-in lebih lanjut, perjalanan putera asli Boyolali ini sampai ke Edinburgh!

Angga Fauzan, Korban Gusuran & Mimpi S2 di LN


Angga Fauzan dan University of Edinburgh, Tempatnya Meraih gelar Master

Angga Fauzan  adalah anak pertama dari 2 bersaudara.  Keluarganya terpaksa pindah kembali ke kampung halamannya di Dukhk Tumang Krajan, Desa Cepogo, Kabupaten Boyolali, setelah usaha dagang ayamgoreng ayahnya di Ciracas, Jakarta Timur, digusur pada tahan 2004.

Seperti juga yang diceritakan oleh ayah Angga di acara Hitam Putih di salah satu stasiun Televisi Nasional, mereka terpaksa membangun rumah di bekas kandang kambing mbahnya Angga, beralaskan tanah dan berdinding triplek dan bambu yang masih bertahan sampai Angga lulus kuliah.

Memiliki semangat belajar yang tinggi, tidak mematahkan keinginan Angga untuk belajar, walaupun serring di bully oleh teman-temannya, karena kemiskinan yang mendera.

"Mereka membully, memalak (minta uang secara paksa), serta mengatai miskin, bahkan pernah memaksa ikut bolos, dan memaksa ikut merokok, tetapi aku tidak mau merokok", tergas Angga, "Eh, tetapi kalau ujian,mereka minta contekan, lho!",  lanjutnya.

Untunglah setelah SMP, bully terhadap Angga tidak berlanjut.  Ada cerita sedih, ketika Angga ingin melanjutkan sekolah SMP. Hampir tidak bisa melanjutkan sekolah di SMP.  Ayah Angga di acara Hitam Putih tersebut menceritakan biaya melanjutkan SMP dikumpulkan dari uang yang diberikan kerabat dan undangan pada saat Angga sunatan yang terkumpul sebesar Rp. 600 ribu.

Pada saat SMP, Angga lebih banyak di perpustakaan sekolah, dan mendapat gelar sebagai siswa yang terbanyak membaca buku. Pada saat SMP itu pula, ia mulai menorehkan impian terbesarnya untuk dapat kuliah S2 di luar negeri.

Wow, bisa dibayangkan, dengan keterbatasan dana pendidikan yang dimiliki oleh orang tuanya, Angga Fauzan tetap berani menorehkan impian untuk kuliah ke S2 di luar negeri!  Langkah di mulai dengan mencari dan menyimpan informasi pendaftaran S2 ke universitas di luar negeri!  Wow, sangat visioner!

Hampir gagal melanjutkan pendidikan ke SMA 3 Boyolali yang dia pilih.  Dia terpaksa menunggu di sekolah pada saat batas akhir pendaftaran, menunggu ayahnya mencari pinjaman dengan jaminan KTP!  Setelah menunggu di detik-detik akhir batas pendaftaran, ayahnya dapat pinjaman sebesar   Rp. 1 juta dari biaya sebesar Rp. 2,5 juta yang harus dibayarkan!  Namun semua keterbatasan tersebut, tidak memupus harapan Angga untuk melanjutkan pendidikan ke universitas!

Nekad Kuliah dan Meraih Beasiswa

Angga, bully, dan impian kuliah di luar negeri
Sumber: instagram @anggafauzan

Impiannya terus berlanjut, kecintaannya terhadap seni rupa, menuntunnya ke jurusan Desain Komunikasi Visual ITB.  Keinginan kuatnya kuliah di ITB tidak melalui jalan yang mulus, dia tidak berhasil lolos melalui jalur undangan, dengan usaha yang kedua, baru berhasil masuk universitas dan jurusan yang Angga impikan.

Besarnya biaya yang harus diikuti, membuat Angga harus putar otak.  Orang tua hanya sanggup membayar biaya semesteran, antara Rp. 400-700 tibu, itupun didapat dari hutang.  Selebihnya untuk biaya hidup sehari-hari dan biaya selama mengikuti perkuliahan, Angga mendapatkan beasiswa  Bidikmisi sebesar Rp. 900 ribu, mengerjakan bermacam proyek, serta menjadi asisten dosen.  Ia juga merupakan penerima beasiswa Rumah Kepemimpinan, beasiswa bagi kader pemimpin-pemimpin bangsa, hebat,bukan?

Di ITB lah, kemampuan organisasi, putera asli Boyolali ini terasah.  Aktif sebagai Exchange Participant AIESEC di ITB serta pernah mengajar di Panti Asuhan Ceporer, di Ho Chi Minh pada tahun 2014 selama 45 hari di bulan Ramadhan.

Banyak akegiatan yang Angga ikuti, diantaranya, aktif di Aku Masuk ITB, Lingkar Sastra ITB menjadi wakil ketua, penggagas Kopdar Aktivis Muda Kota Bandung di Keluarga Remaja Islam Masjid Salman ITB. Angga juga mendirikan Komunitas Young Leaders Nusantara bersama teman-teman,komunitas hasil dari forum kepemudaan se=Asia Tenggara di  UI pada tahun 2013. Pada pertemuan ini Angga terpilih sebagai Best Delegate dari 100 pemuda dari berbagai negara yang merupakan pesertanya, amazing, bukan?

Lulus dari ITB tahun 2016, Angga bekerja di Badan Ekonomi Kreatif dan sebuah star up selama 2 tahun. Saat itu, ia menyuruh ibunya untuk berhenti berjualan gorengan dan merenovasi rumahnya.

Selanjutnya, Angga merealisasikan impiannya untuk kuliah di luar negeri dengan mengikuti beasiswa LPDP dan melanjutkan kuliah di jurusan Design and Digital Media di University of Edinburgh di Inggris.

Demikianlah perjalanan panjang Angga Fauzan, dari korban bully, menjadi peraih Master dengan prestasi mendunia!  Angga bisa berhasil mencapai impiannya,walau dengan usaha yang tak mudah, kisah nyata yang menginspirasi para pemuda Indonesia...















Tidak berhenti sampai di ITB, Angga pun ingin melanjutkan pendidikan masternya di luar negeri.






Post a Comment

0 Comments