Sampah, Permasalahan dan Pengelolaan Sampah

Hai, Friends!

Pernahkah kalian membuang sampah?  Yap, hampir semua dari kita pernah membuang sampah.  Bukan hanya pernah, tetapi juga sering, bukan? Setiap orang rata-rata membuang sampah sebanyak 800 gr per-hari.  Sampah tersebut dapat berupa plastik ataupun kotak pembungkus makanan, tissue yang digunakan untuk melap keringat ataupun sisa-sisa makanan yang tidak dihabiskan.   

Setiap tahun rata-rata per-tahun kita menghabiskan sampah sebanyak 292 kg per-orang.  Sedangkan di Indonesia setiap tahun menghasilkan sampah sebanyak 187,2 ton.  Jumlah yang sangat banyak, bukan?

Gambar oleh PDPics dari Pixabay.com

Kalau sampah yang dihasilkan oleh seluruh penduduk Indonesia dibiarkan saja, tentunya lam-kelamaan kita bisa tenggelam di dalam sampah, bukan? Oleh sebab itu perlu ada pengelolaan sampah yang baik untuk mencegah dampak buruk dari adanya timbunan sampah.

Apa sajakah langkah yang dapat kita lakukan dalam mendukung pengelolaan sampah?

1. Membuang Sampah pada Tempatnya

Friends, sampah selain menyebabkan lingkungan menjadi kotor, juga dapat menyebabkan penyebaran penyakit.  Hal ini disebabkan oleh kuman-kuman ataupun bakteri yang ditimbulkan oleh sampah di lingkungan sekitar.

Ketika seseorang membuang sampah ke kali atau sungai, maka sampah-sampah tersebut akan mengikuti aliran sungai ke arah muara sungai menuju ke laut lepas.  Jika sampah tersebut tersangkut pada aliran sungai dan menyebabkan aliran air di sungai terhambat, maka akan menyebabkan banjir.  Banjir dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi masyarakat maupun pemerintah.  

Kehilangan harta atau rusaknya harta, kehilangan potensi pendapatan, banjir pun dapat menyebabkan hilangnya nyawa manusia.  Hal yang sangat merugikan, bukan? 

Gambar oleh pixabay.com.

Jika sampah terus hanyut sampai ke laut, maka akan berdampak mengotori tepi pantai yang merupakan tujuan wisata turis domestik maupun turis asing.  Mereka biasanya bersantai di tepi pantai, renang ataupun berselancar.

Tentunya keadaan pantai yang kotor, akan membuat turis domestik maupun turis asing enggan untuk berwisata di tempat tersebut.  Hal ini menyebabkan berkurangnya pendapatan pariwisata di daerah pantai tersebut.

Sampah di laut akan merusak ekosistem laut, merusak karang di laut.  Banyaknya sampah, juga berpotensi akan membunuh hewan yang hidup di lautan.  Banyak ikan paus, ikan hiu, kura-kura ataupun binatang laut lainnya yang mati, karena di tubuhnya ditemukan sampah plastik, ataupun sampah lainnya.

So, Friends, buanglah sampah di tempatnya!  Membuang sampah pada tempatnya, akan menyebabkan lingkungan bersih, masyarakat tetap sehat, aliran sungai lancar, pendapatan pariwisata diterima dengan lancar oleh masyarakat daerah yang bersangkutan, serta terpeliharanya ekosistem darat, laut maupun udara.  Hanya diperlukan satu langkah kecil untuk mendapatkan semua kebaikan, Friends, buanglah sampah pada tempatnya!  

Membuang sampah pada tempatnya merupakan langkah pertama dalam pengelolaan sampah yang baik, lho Friends!

2. Memilah Sampah

Memilah sampah adalah langkah kedua dalam pemilahan sampah, lho, Edutipsers!  Sebaiknya pada saat membuang sampah, usahakanlah untuk memisahkan antara sampah organik, anorganik dan sampah berbahaya.  Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).  Sampah anorganik adalah yang dihasilkan dari bahan-bahn non-hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.

Gambar oleh pixabay,com 
Dengan sudah terbaginya sampah sejak di rumah, maka akan memudahkan pengolahan sampah akhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Namun, pada kenyataannya cara pengumpulan sampah yang dilakukan dari rumah ke rumah masih disatukan antara sampah organik dan anorganik.  Sehingga hal ini, menyebabkan permasalahan pada saat terkumpulnya sampah di TPA, yaitu menggunungnya sampah di TPA.

Dari segi pemilahan sampah, maka diperlukan adanya peraturan pemerintah dan pengimplementasiannya dalam  hal pemilahan sampah sejak dari tempat pengambilan awal sampah, yaitu di perumahan, mall-mall, pertokoan atau tempat-tempat usaha lainnya.  Dengan adanya pemilahan sampah sejak awal, maka akan memudahkan proses pengolahan sampah berikutnya, yaitu reduce, reuse recycle.

3. Reduce, Reuse and Recycle

Friends, apakah reduce, reuse dan recycle itu? Reduce itu adalah mengurangi penggunaan plastik atau bahan-bahan lain yang sulit terurai, dikenal juga sebagai diet sampah plastik.  Mengurangi sampah plastik, akan menolong lingkungan hidup di sekitar kita agara tidak mengalami kerusakan, Friends!

Berikutnya reuse, yaitu memanfaatkan kembali barang-barang bekas, agar dapat digunakan kembali.  Misalnya memanfaatkan drum bekas menjadi bangku dan meja yang unik.  Tentunya setelah berubah bentuk, harga drum bekas yang telah berubah wajah menjadi perlengkapan ruang tamu yang unik akan meningkat berkali lipat, dibandingkan dengan harga semula. 

Terakhir, tetapi bukan hal yang layak untuk diabaikan adalah selalu mendaur ulang sampah-sampah yang dapat didaur ulang kembali.  Hal ini dapat dilakukan dengan membawa sampah ke pusat daur ulang, Friends!


Gambar oleh Elionas dari pixabay.com-

Friends, tahukah kalian, beberapa perusahaan bisa mendapatkan pendapatan yang cukup menggiurkan dari bisnis reuse dan recycle? Contohnya, perusahaan Karma Recycling yang dibentuk pada tahun 2013.  Perusahaan ini bergerak dalam bidang tukar-tambah, daur ulang dan redistributor alat mobile di India sebagai solusi dari barang-barang elektronik bekas pakai yang menggunung di TPA negara tersebut.

Perusahaan lainnya adalah Stericycle Inc yang didirikan tahun 1989.  Perusahaan ini membantu rumah sakit mengatur limbah mereka serta mendorong bisnis daur ulang.  Stericycle memiliki spesialisasi, yaitu mengumpulkan sampah medis, farmasi dan sampah-sampah berbahaya lainnya.  Bersama anak perusahaannya perusahaan recycle ini berusaha mengurangi resiko dari jarum suntik dan hasil produk farmasi lainnya.  Salah satu metode yang digunakan adalah sistem pembakaran.

Bahkan seorang anak berusia 7 tahun bernama Jose Adolfo Quisocala di Peru berhasil membangun bank sampah khusus anak, yang dananya hanya bisa diambil oleh anak yang bersangkutan.  Ia ingin anak-anak bisa jajan dengan uang milik sendiri.  Pada tahun 2012, Jose berhasil mendirikan bank dengan nama Bartselana Student Bank (BSB).

Bulan Oktober 2008, nasabahnya telah mencapai sebanyak 2000 orang dengan usia nasabah antara 11 sampai dengan 18 tahun.  Saat ini Bank BSB tidak hanya memberikan layanan tabungan.  Nasabahnya kini juga dapat mengakses layanan keuangan lain, seperti layanan pinjaman, investasi,asuransi mikro, sampai kursus edukasi finansial, keren kan, Friends?

Ketiga perusahaan tersebut merupakan sebagian dari contoh wirausaha sosial.  Membangun wirausaha sosial, bisa dimulai dari hal-hal kecil dan tidak terduga, seperti yang dilakukan oleh Jose..  

Bagaimana Friends?  Berminat untuk berperan serta sebagai solusi dalam pengelolaan sampah?  



Evalina


Post a Comment

20 Comments

  1. Hanya karena suka membuang sampah sembarangan tapi banyak dampaknya ya bun. Kalau udah gitu kita jadi sibuk nyalahin pemerintah tapi lupa kalau diri suka membuang sampah sembarangan. Suka gemes aku ama orng kayk gitu dan sayangnya orang yang suka buang sampah sembarangan ini banyak ya

    ReplyDelete
  2. Aku sama suamiku kadang juga miris melihat nasib sampah dan lingkungan kita. Setiap hari begitu banyak sampah yang diambil tapi ya gitu, seolah seperti diumpetin kekantor suatu blok untuk diproses. Sementara kecepatan memproses sampahnya jauh lebih lambat ketimbang sampah yg datang tiap hari. Seandainya ada alat yang bisa daur sampah dengan cepat, praktis, agaknya jadi bisnis yg menggiurkan nih, mengungat produksi sampah kita luar biasa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ealaaah kok kekantor. Maksudnya ke suatu blok.

      Delete
  3. Sampah memang barang buangan tapi buat sebagian orang menjadi berkah.

    ReplyDelete
  4. Sejak dini anak harus diajari untuk tidak buang sampah sembarangan ya, Bun. Alhamdulillah anak saya kalo di jalan lihat orang buang sampah seenaknya merasa risih.

    ReplyDelete
  5. pengelolaan sampah dengan benar bisa menghasilkan lingkungan bersih, sekaligus nilai tambah bagi masyarakat ya mba.. Inspiratif sekali tulisannya.

    ReplyDelete
  6. Demi kelestarian bumi tempat hidup kita ini, penggunaan plastik emmang harus diminimalisir ya.. jangan sampai jadi sampah yang terus menumpuk.

    ReplyDelete
  7. Pengelolaan sampah memang seharusnya menjadi tanggungjawab bersama. Dimulai dari pribadi dan keluarga, memang. Suka sedih karena sepertinya kesadaran memilah sampah masih belum sepenuhnya dilaksanakan. Banyak orbg mengira bahwa memilah sampah itu tugasnya petugas TPA, hiks.

    Saya pernah mengikuti pelatihab pengolahan sampah dan mendapat info mirip dengan yg mbak tulis. Lalu berusaha melaksanakan misalnya mulai membuat ecobricks. Pemilahan sampah sudah pasti, dong. Tapi di tempat saya baru ada TPA terpadu, blm ada Bank Sampah.

    ReplyDelete
  8. Sementara ini aku baru bisa mengurangi sampah saja, Mbak. Itu pun effortnya lumayan banget, karena harus mengubah gaya hidup seluruh keluarga

    ReplyDelete
  9. Wirausaha sosial. Ihh keren ya, mbak?
    Itu si jose anaknya siapa, makannya apa,ya?
    Koq bisa punya ide berbisnis dari sampah, hehe

    ReplyDelete
  10. Aku sekarang udah mulai mengurangi penggunaan kantong plastik mbak, sebisa mungkin kalau belanja bawa tas belanjaan dari rmh... Semoga byk yg menyadari pentingnya pengeloaan sampah ya mbak...

    ReplyDelete
  11. Wah salut pada Jose Adolfo Quisocala di Peru berhasil membangun bank sampah khusus anak, yang dananya hanya bisa diambil oleh anak yang bersangkutan. Ia ingin anak-anak bisa jajan dengan uang milik sendiri.
    Inspiratif idenya...
    Memang masalah sampah masih jadi PR bagi kita semua ya...Semoga bisa teratasi paling tidak mulai solusi dari diri kita sendiri

    ReplyDelete
  12. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  13. setiap orang pasti merasa tidak nyaman dengan keberadaaan sampah yang melimpah. Cara cara yang telah di paparkan sangat bagus untuk dapat memotivasi tiap tiap individu untuk memberikan perhatian lebih terhadap sampah. Namun masih banyak orang yang kurang menyadari dan memperhatikan sampah yang berserakan.
    Mengubah mental tiap individu atau mengajak orang agar tersadar atas sampah tersebut, bukan hal yang mudah. Selain itu, faktor kurang sadarnya individu ini disebabkan dengan keterbiasaan membuang sampah sembarangan, apalagi yang tinggal di daerah yang padat penduduk.

    ReplyDelete
  14. Pada saat ini banyak sekali masyarakat Yang masih membuang sampah sembarangan dijalan bahkan dikali Dan mengalir sampai kelaut sehingga membuat air laut tercemar akibat sampah - sampah Dan biota laut menjadi terancam kehidupannya karena sampah terutama banyaknya sampah berbahan plastik, banyak biota laut Yang tersangkut/terjerat oleh sampah plastik tsb. 

    Namun, banyak perusahaan yang sudah mengurangi penggunaan kantong plastik, sedotan, seperti di swalayan restoran dll Dan Kita harus mendukung itu untuk mengurangi limbah plastik yang semakin menggunung Dan karena plastik juga tidak dapat terurai. 

    Nah mulai sekarang Kita harus menoba Dari Hal sederhana agar menyelamatkan dunia Dan juga makhluk hidup lainnya. Dengan membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah organik dan non organik, mengurangi limbah plastik, dan daur ulang sampah agar menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

    ReplyDelete
  15. Saya pernah baca kisah tentang si Jose ini. Hebat banget anaknya, di usia muda sudah mampu berjiwa pebisnis serta memilih jenius usaha yang anti mainstream.

    ReplyDelete
  16. Kami tinggal di tepian Sungai Musi, dan melihat sendiri bagaimana masyarakat dengan santainya membuang sampah ke sungai. Setiap kali ditegur, mereka selalu menjawab "walau kita nggak membuang ke sungai, orang lain tetap melakukannya, jadi nggak ada bedanya".

    Saya hanya tertawa kalo menghadapin orang begitu, tapi tetap dengan bercanda dan pelan saya ajak mereka untuk meninggalkan kebiasaannya. Entahlah, ada pengaruhnya atau tidak, yang penting terus saya lakukan saja. Semoga Allah Swt membukakan hati mereka nantinya. Aamiin

    ReplyDelete
  17. Duh, langsung jiper aku. Belum melakukan langkah nyata dalam sampah selain membuangnya pada tempatnya. Ini semestinya bisa dilakukan sejak dari rumah dengan memisahkan kategori sampahnya, ya. Sayangnya di komplekku belum total melakukan pengelolaan ini sehingga aku bingung setelah dipilah lalu dikemanakan.

    ReplyDelete
  18. Satu lagi donk mbak, yaitu mengajarka anak-anak untuk belajar membuang sampah ke tempatnya karena kalau sejak anak2 sudah diajarkan kalau sudah besar akan terbiasam hehehe

    ReplyDelete
  19. Penting banget untuk memberi edukasi tentang persampahan. Bagsimana agar sampah tidak tercecer dan membuat lingkungan bersih dr sampah. Dengan memilah dan mendaur ulang ada nilai positif untuk masyarakat. Keren tulusannya mb...

    ReplyDelete