Apa Saja, sih, yang Dilakukan dalam Mempersiapkan Pernikahan?


Pertemuan dengan ‘jodoh terbaik’ 


Hantaran pernikahan


Sudah banyak hal yang dilakukan dalam ‘merancang pernikahan’, namun apa mau dikata, ketika jodoh belum kunjung tiba?  Dan apa saja persiapan pernikahan yang dilakukan , ketika sudah menemukan 'jodoh' terbaik?

1.    Menemukan jodoh terbaik

Saya menemukan pasangan yang tepat, setelah rutin melaksanakan shalat Tahajud, Hajat, dan Istikharah di malam-malam panjang nan sunyi di tengah keheningan dini hari. 
Selama 7 tahun, saya bertanya-tanya dan berharap, serta memohon dalam hati, “Ya, Allah tolonglah pertemukan dengan jodoh terbaik saya.”
Saya tahu seseorang bukanlah jodoh saya, ketika dia perlahan-lahan mulai menghilang dari kehidupan saya.  Karena, bukankah itu yang dipinta, kalau bukan jodoh saya, tolong jauhkanlah.
Satu hal yang paling saya hindari ketika bertemu kerabat adalah pertanyaan,”Mana undangannya?” atau “Kapan menikah?”
Pertanyaan-pertanyaan tersebut sangat mengganggu, pertanyaannya, siapa, sih, yang tidak mau menikah?  Mana saya tahu kapan menikah, jika Allah belum mempertemukan dengan jodoh yang tepat, bukan?
Kenapa saya ingin jodoh yang tepat menurut Allah?  In sya Allah, pilihan Allah tidak salah, karena Allah Maha Mengetahui kelebihan dan kekurangan hamba-Nya. 
Akhirnya penantian saya pun berbuah manis, jodoh yang ditunggu pun hadir.  Apakah perjalanan selanjutnya lancar dan manis? Tentu tidak, karena Allah akan menguji kekuatan dan ketabahan hamba-Nya.
Jodoh saya adalah sahabat dari bos di kantor yang bemiliki perangai yang baik, dan sholeh.  Pada suatu hari, ketika sedang rehat di kantor, ia bertanya, apakah saya mau dikenalkan dengan sahabatnya?  Saya pun bertanya balik, bagaimana dengan pengamalan agamanya?
Bos saya pun menjawab, kalau pengamalan agamanya, lihat saya saja.  Satu tahun setelah percakapan tersebut, barulah kami dikenalkan secara langsung, dengan sebelumnya bos meminta foto untuk diperlihatkan padanya, jadul, banget ya?

2.    Keseriusan hubungan

Tidak menunggu lama, 2 bulan kemudian saya pun dikenalkan dengan orang tuanya, serta salah satu kakaknya.  Tiga bulan kemudian calon jodoh saya tersebut melamar dan diputuskan pernikahan pada bulan Februari 1999 atau sekitar 5 bulan lagi dari lamaran.
Keluarga calon suami saya waktu itu menerima dengan ramah, terutama bapak calon mertua yang ramah dan berwibawa, maklum beliau mantan pejabat di instansi pemerintah.  Saya terkesan dengan keramahan dan keterbukaan keluarganya.

3.    Persiapan pernikahan

Rencana pernikahan dimulai dengan merencanakan detail pelaksanaan pernikahan

a)      Tanggal pernikahan

Tanggal pernikahan adalah hal yang penting untuk mengatur persiapan pernikahan, agar dapat segala sesuatu yang terkait dengannya.

b)     Tempat pernikahan 

Tempat pernikahan harus didiskusikan jauh hari sebelum pelaksanaan pernikahan, apalagi kalau bermaksud menyewa gedung. 
Pada pelaksanaan pernikahan saya sendiri, hal ini sempat menjadi diskusi. Sebelumnya saya, keluarga, dan calon suami sepakat bahwa pernikahan dilaksanakan secara sederhana di rumah orang tua saya saja.  Namun, ternyata bapak calon mertua tidak setuju, kalau diadakan di rumah, maka harus diadakan di rumah orang tua saya dan di rumah calon mertua.  Sedangkan, kalau pernikahan dilakukan di gedung, cukup sekali saja.
Kalau mengadakan acara pernikahan di 2 rumah, tentunya akan memakan biaya 2 kali lipat.  Akhirnya kami sepakat untuk mengadakan pesta di gedung.

c)      Mengurus dokumen pernikahan

Mengurus dokumen untuk pernikahan kami laksanakan 5 bulan sebelum pernikahan, setelah ada kesepakatan gedung pernikahan.  Dokumen diurus dari RT, RW, kelurahan, sampai Kantor Urusan Agama (KUA).  Berhubung tempat pelaksanaan pernikahan kami, bukan di wilayah tempat tinggal kami berdua, maka kami pun mengurus surat numpang nikah di KUA tempat gedung berada.

d)     Menghubungi penghulu pernikahan

Penghulu sebaiknya dihubungi 4 sampai 5 bulan sebelum pernikahan.  Ada hal yang terlupakan dalam pernikahan, bahwa penghulu terlambat sekitar setengah jam, sedangkan calon pengantin sudah siap di hadapan meja penghulu.  Sebenarnya menunggu itu menyebalkan, bukan?  Namun, karena menunggu saat yang paling ditunggu-tunggu, maka mau tidak mau, kami pun harus bersabar menunggu.

e)      Melakukan pembagian tugas dan tanggung jawab anggaran

Dalam pelaksanaan pernikahan juga menyangkut anggarannya.  Supaya lebih memudahkan, maka kami menginventarisir, apa saja kegiatan yang terkait dengan pernikahan, seperti sewa gedung, jumlah tamu yang diundang, rias pengantin beserta orang tua, dan panitia, sewa pelaminan, anggaran catering, anggaran cetak undangan, dan anggaran pembelian souvenir pernikahan.  Dari kegiatan tersebut, dapat disimpulkan jumlah anggaran yang diperlukan.
Kami berdua membagi tanggung jawab kegiatan beserta anggaran yang ditanggung oleh masing-masing.

f)       Persiapan jumlah tamu yang diundang

Jumlah tamu yang diundang, juga mempengaruhi jumlah anggaran catering, serta perlu disesuaikan dengan daya muat gedung.  Background dari tamu undangan juga mempengaruhi desain acara pernikahan yang akan dilaksanakan. 
Untuk pernikahan yang mengundang teman dekat, sahabat, tetangga yang relatif dekat hubungan emosionalnya, maka pernikahan dapat digelar dengan sederhana dan lebih santai.  Namun, jika diantara tamu undangan ada pejabat atau pun orang penting lainnya, maka perlu penanganan khusus pada acara tersebut.

g)      Rias pengantin beserta orang tua, dan panitia beserta dekorasi dan dokumentasi

Menentukan rias pengantin, orang tua, saudara pengantin, beserta panitia, hendaknya dilakukan 2 sampai 3 bulan sebelum hari H, agar bisa mendapatkan yang terbaik.  Biasanya tim rias juga menyewakan pelaminan berikut dekorasi pernikahan, dokumentasi, berupa foto maupun video.  Namun, bila ingin menyewa setiap item tersebut kepada pihak yang berbeda juga tidak apa-apa.
Yang paling penting adalah calon pengantin sudah memastikan pihak yang akan bekerjasama untuk pelaksanaan hari yang paling bersejarah tersebut. 
Saat ini, banyak calon pengantin yang mempercayakan kepada pihak wedding organizer untuk kelancaran acara pernikahan mereka.  Sebaiknya calon pengantin bekerjasama dengan wedding organizer, jika mengundang pejabat atau pun orang penting lainnya yang memerlukan pendampingan khusus.  Hal ini agar pelaksanaan acara pernikahan menjadi lancar dan terkendali.

h)     Mencetak undangan hendaknya 2 sampai 3 bulan sebelum hari H

Mencetak undangan hendaknya 2 sampai 3 bulan sebelum hari H, agar cukup waktu untuk menyebarkan kepada para tamu undangan, sehingga mereka dapat hadir pada hari pernikahan. 

i)        Pembelian souvenir biasanya 1 bulan sebelum pernikahan

Souvenir pernikahan hendaknya dipilih barang yang bermanfaat bagi para tamu undangan yang menerima, dan meninggalkan kesan tentang ke-2 pengantin.

4.    Datangnya cobaan dalam menghadapi pernikahan

Perlu adanya kesabaran dalam menghadapi pernikahan, karena seringkali terjadi hambatan yang tak terduga.  Walaupun pihak keluarga calon pasangan saya menyambut pernikahan dengan senang hati dan terbuka, namun, justru dari pihak tertentu di keluarga besar saya yang bermasalah. 
Semua permasalahan ditanggapi dengan besar hati, tanpa emosi, dan serahkan kembali kepada Allah SWT, karena semua bisa terjadi hanya karena izin Allah SWT.
Alhamdulillah berkat niat mengadakan pernikahan karena Allah SWT, pernikahan kami pun berjalan lancar tanpa kehadiran pihak yang bermasalah.

5.    Siap sedia menghadapi hidup yang sesungguhnya

Melaksanakan pernikahan, berarti meninggalkan kehidupan single.  Hal ini berarti siap sedia menghadapi tanggung jawab dalam pernikahan, yang bukan hanya menggabungkan 2 pribadi, tetapi juga menggabungkan dan menghubungkan 2 keluarga.





#Blogjadibuku
#Day2

Post a Comment

29 Comments

  1. Masya Allah ya mbak. Persiapan pernikahan emang Ribet yaaa mbak. Bersyukurnya saya dl nikah Secara sederhana saja, Dan udah ada keluarga yang mengurus semuanya, saya tinggal duduk manis aja

    ReplyDelete
  2. mempersiapkan pernikahan kadang juga bikin stress...apalagi jika yang diinginkan meriah dengan adat tertentu dll..yang penting terorganisir dengan baik

    ReplyDelete
  3. Mungkin itulah mengapa menikah disebut menyempurnakan setengah agama. Sebab kehidupan sebenarnya adalah fase setelah menikah. Semacam, mengemban tongkat estafet kehidupan. Tsaaahh....:)

    ReplyDelete
  4. Menurutku yg mesti dipersiapkan adalah mental dan uang hehehe

    ReplyDelete
  5. Rempong ribet yang berujung kata sah lalu "selamat berjuang untuk sakinah mawaddah wa rahmah" ya. Terima kasih atas sharing-nya mba.

    ReplyDelete
  6. Semoga pernikahannya jadi sebuah ibadah, sehingga semua kelelahan terbayar pada akhirnya. Menemukan jodoh yg tepat akan jadi obat segala penat. Amin.

    ReplyDelete
  7. Paling penting disiapkan saat akan menikah adalah ada calonnya, hehehe

    ReplyDelete
  8. waduh banyak jg ya persiapan pernikahan, dulu yg siapin orangtua, kebayang nih kalau anak sya mau nikah jg persiapannya seabreg

    ReplyDelete
  9. persiapan pernikahan aku dulu 3 bulan kurang, gaspol semua diurusin berdua aja, eh buat resepsi dibantu sih sama keluarga

    ReplyDelete
  10. Menyiapkan pernikahan ini ujian pertama memasuki gerbang pernikahan.
    Dari sini aja riak gelombang menyatukan pendapat dua keluarga uda mulai keliatan.
    Semoga langgeng dan sakinnah mawaddah warahmah.
    Aamiin~

    ReplyDelete
  11. Persiapan untuk yang serius itu memang sangat penting. Aku kerasa banget karena semua ngurusin sendiri tanpa menggunakan jasa WO. Pengen yang hemat karena biaya sendiri juga.

    Jadi kalau uda capek persiapan suka berantem, hihihihi. Tapi itu yang bikin kita yakin dan semakin melatih dalm menjalani hubungan pernikahan nanti :)

    ReplyDelete
  12. Mempersiapkan pernikahan memang ribet tapi juga happy. Dulu saya juga nyiapin semuanya sendiri, tapi masih sempat-sempatnya jalan2 karena dapat hadiah lomba di H-10 hehehe...

    ReplyDelete
  13. Duuuh jadi teringat rempong rempongnya dalam mempersiapkan pernikahan. Poin poinnya ini bener semua. Paling tantangan kalo dua pasangan itu sedang LDR. Asli nguras energi sekali

    ReplyDelete
  14. Saya akuin mempersiapkan pernikahan tuh emang nggak mudah. Dan ini emang ribet banget. Hahhaha. Tapi ya tetap jadi cerita yang menarik. Moga sgala persiapan pernikahan slalu dipermudah ya. Aamiin

    ReplyDelete
  15. Baca tulisan ini bikin jadi keingetan masa mau nikah dulu. Ribeeet dan stres. Sampe turun BB lumayan gede. Tapi udahnya, legaaaaa banget. Tapi dari semua yang ditulis, ketemu jodoh yang cocoklah yang paling susah. 😁

    ReplyDelete
  16. Baca ini, saya jadi flashback waktu prepare married dulu mbaa. Haha. Kebayang suka dukanya, mesti lebih banyak riweuhnya. Tapi, seru kok.

    ReplyDelete
  17. Mempersiapkan pernikahan walaupun katanya ribet tapi pastinya penuh kebahagiaan buat smua kluarga smua dipersiapkan smpe ke pernak perniknya

    ReplyDelete
  18. Jadi ingat pernikahanku, kami berdua gak terlalu banyak persiapan buat nikah krn waktunya juga mepet banget, soalnya jarak kami berjauhan. Tapi menurutku sih, persiapan pernikahan gak ribet2 amat.

    ReplyDelete
  19. jodoh terbaik, saya selalu minta ini padaNya. harapannya agar punya generasi penerus yg juga baik, sebab bagi saya pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya adalah benar adanya

    ReplyDelete
  20. Persiapan pernikahan ternyata ribet banget ya kak, aku lagi di tahap persiapan nih semoga lancaar

    ReplyDelete
  21. minta kepada sang ilahi diberikan jodoh yang terbaik, karena pernikahan hanya untuk 1x seumur hidup. dan diberikan keturunan yang baik pula

    ReplyDelete
  22. Sebegitu banyak ternyata yang dipersiapkan ya. Duh, makin deg degan. Termasuk cobaan sih. Kata orang, Deket Deket pernikahan banyak aja cobaan yamg Dateng gitu.

    ReplyDelete
  23. Kadang lupa. Ketika semua sudah siap, eh jodohnya belum ada hihihiii. Btw, menunjuk poin persiapan kartu undangan untuk yang nikah dadakan untungnya sekarang ada cetak cepat maupun undangan digital juga ya.

    ReplyDelete
  24. Masya Allah ternyata banyak banget ya Mbak persiapan pernikahan. Dulu saya tidak merasa, karena banyak yang membantu, terutama ortu dan keluarga besar. Setelah semua terlaksana, berasa plong ya. Saya juga termasuk orang yang menikah dengan dijodohkan, oleh guru ngaji saya.

    ReplyDelete
  25. Baca ini jadi inget masa-masa persiapan merit dulu. Barengan cari-cari referensi tukang rias, tempat bikin undangan, dengan bahagia dan deg-degan. Rasanya sesuatu....

    ReplyDelete
  26. Persiapan memang banyak dr calon, dana, dokumen, dan printilan. Memang selalu ada friksi sih. Tapi ya jalanin aja, pas udah lewat, selamat...lega semua deh...

    ReplyDelete
  27. Kalau sekarang untuk urusan pernikahan kayaknya banyak yang menyerahkan pada wedding organizer ya...
    Dulu saya dan suami ikut mengurus kebutuhan tertentu. Seru juga...hehehe

    ReplyDelete
  28. Sebuah pernikahan mmg kudu dipersiapkan jauh hari ya? Biar gak keteter dan tentunya dgn persiapan matang diharap akan lancar semua. Aamiin

    ReplyDelete
  29. Setuju sekali dengan semua tipsnya. Pernikahan bukan hanya menyatukan 2 individu tapi 2 keluarga besar maka perlu persiapan matang

    ReplyDelete